Halaman

Rabu, 16 Maret 2011

Musa menyerukan rakyat Mesir untuk mengatakan "tidak" pada referendum amandemend konstitusi


Kairo Arab Online, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa,Mesir rabu 16 Maret 2011 untuk memilih "tidak" dalam amandemen konstitusi yang diajukan untuk referendum pada hari Sabtu, dengan mengatakan "tidak hidup sesuai dengan aspirasi rakyat Mesir."

salah satu calon utama presiden Mesir ini mengatakan, dalam sebuah pernyataan yang di sodorkan kepadanya.oleh wartawan, bahwa "penolakan  terhadap perubahan konstitusi adalah keputusan yang tepat untuk menuju ke pendanaan referendum."

Musa berkata dalam sambutannya kepada wartawan bahwa Mesir, dia akan pergi untuk pertama kalinya ke kotak suara "untuk mengatakan ya atau tidak" untuk kebebasan, mengatakan bahwa "Ini adalah perkembangan yang sehat."

Tetapi Musa berkata  keberatannya, "beberapa amandemen yang diusulkan, khususnya yang berkaitan dengan penyusunan konstitusi baru dan bahwa pemilihan Parlemen yang pertama" sebelum pemilihan Presiden Republik.

"Saya berpikir bahwa akan ada banyak kebingungan" dalam hal pemilihan parlemen , "terutama dengan formasi yang diharapkan."

Musa memilih dalam laporannya tentang mengapa ia menentang amandemen, dia mengatakan bahwa ia "mendukung martabat presidensebelum parlemen ini terbentuk harus memberikan waktu yang cukup sebelum pemilihan parlemen sampai pihak sedang mempersiapkann dari pihak baru dan lama untuk itu."

Musa menambahkan bahwa ia "takut dalam hal menyetujui amandemen konstitusional untuk menyetujui pengenaan jaringan ganda kepentingan diselenggarakan di rezim sebelumnya untuk memenangkan sejumlah besar kursi di parlemen."

Dia melanjutkan bahwa "kelangsungan hidup lama konstitusi negara" dengan modifikasi terbatas itu "presiden berikutnya memberikan kekuasaan luas yang akan bertentangan dengan keinginan rakyat dalam demokrasi dan kebebasan dan tidak mengulangi situasi sebelum revolusi."

Ia mengusulkan jadwal untuk transisi dalam kasus penolakan terhadap perubahan konstitusi sebagai berikut:

- "Buka pintu untuk nominasi pemilihan presiden yang akan  diadakan sebelum akhir tahun ini."

- "Setelah memilih presiden oleh rakyat adalah untuk membentuk sebuah komite guna merancang sebuah konstitusi baru yang sesuai dengan visi yang di inginkan rakyat Mesir, kemudian Presiden akan mengundang orang untuk memilih Majelis dibentuk untuk membahas rancangan konstitusi tersebut yang disahkan."

- "Ambilah tempat setelah pemilu parlemen sesuai dengan ketentuan konstitusi baru."

Musa juga disebut  untuk memilih presiden berikutnya "untuk"mandat "dan hanya satu, mengingat keterbatasan ini membuat presiden berikutnya adalah ingin menempatkan Konstitusi dalam kepentingan umum negara dan bukan kepentingan sendiri sebagai kepala bahwa pada saat ini akan memastikan dia meninggalkan dalam mandatnya yang terakhir."di kutip oleh "AFP"
Terjemahan dari situs: http://www.alarabonline.org

Dibangun untuk Kaum Miskin Syiah


In FEATURES on 27 Maret 2008 at 8:59 PM

Para pendukung ulama Syiah Moqtada al-Sadr berpawai memprotes penangkapan ratusan anggota Laskar Mahdi
Tiga hari terakhir nama Laskar Mahdi kembali menjadi perbincangan di Irak, khususnya kekuatan militer AS dan Irak di Baghdad. Milisi bersenjata itu pendukung ulama muda Syiah yang anti-AS, Moqtada al-Sadr.
Laskar Mahdi sejak Selasa (25/3) terlibat pertempuran sengit dengan militer Irak di Basra dan sekarang diultimatum PM Irak Nouri al-Maliki agar menyerahkan senjata dalam waktu 72 jam.
Selain Basra, kota kaya minyak di ujung selatan Irak, markas besar Laskar Mahdi adalah Sadr City, diambil dari nama ayah Moqtada yang tewas pada 1999. Sadr City merupakan enklave kaum Syiah yang terletak di Baghdad timur laut dan menjadi kekuatan penting yang nyaris tak tersentuh militer AS sekalipun.
Selama ini Sadr City yang dianggap sebagai kawasan slum Baghdad cukup tenang. Tetapi ketegangan pecah ketika militer Irak menyerbu kawasan itu saat pertempuran di Basra belum reda. Sebagai reaksi, Moqtada al-Sadr menyerukan revolusi untuk melawan pemerintahan Irak. Terusiknya Laskar Mahdi dikhawatirkan membuat ketenangan rakyat Baghdad.
Laskar Mahdi yang diperkirakan berkuatan 60.000 orang saat ini sudah gatal untuk angkat senjata lebih tinggi. Krisis terakhir muncul setelah pasukan AS dan Irak menahan ratusan anggotanya, meski kelompok ini masih memegang janji gencatan senjata sejak Agustus 2007. Gencatan senjata dinilai AS membantu menurunkan angka kekerasan.
Namun, akhir-akhir ini Laskar Mahdi dituding bertanggung jawab atas serangan roket di Zona Hijau beberapa pekan lalu dan terakhir Rabu kemarin. Perkembangan ini membuat Pentagon khawatir pasukannya di Irak terseret dalam arus pertempuran itu dan mengurangi perhatian pada upaya penumpasan jaringan Al Qaeda dan kelompok Sunni. Ini sudah terjadi pada pertempuran dengan Laskar Mahdi pada 2004.
“Kami sekarang berbeda dengan 2004. Kami sekarang lebih terorganisasi dan punya akses logistik dan finansial yang lebih mudah,” kata seorang komandan Laskar Mahdi yang menolak disebut namanya.
Duduk bersila di samping dua anak buahnya, komandan itu menyeruput teh hitam manis. Saat yang sama terdengar deru helikopter AS yang terbang rendah. Lalu sejurus kemudian rentetan senjata terdengar dan diikuti suara roket meluncur. Sejenak ia diam untuk mendengarkan. “Itu (roket) mengarah ke Zona Hijau,” katanya merujuk kawasan pertahanan AS di Baghdad.
Ketika salah satu anak buahnya hendak meninggalkan rumah, ia memperingatkan agar tidak terlalu dekat dengan patroli AS di tepi kawasan itu. Peringatan itu perlu untuk menjaga jarak aman, meski pasukan AS tidak akan berani berpatroli di kawasan itu.
Sadr City yang dibangun pada 1950-an itu dulu disebut sebagai kota Kota Revolusi untuk menampung warga Syiah miskin. Sebutan kemudian berubah menjadi Saddam City ketika Saddam Hussein berkuasa. Setelah Saddam jatuh pada 2003, kawasan itu berubah nama lagi menjadi Sadr City, untuk menghormati ayah Moqtada al Sadr, yaitu Mohammed Sadeq al-Sadr yang diduga kuat dibunuh agen-agen rahasia Saddam pada 1999.
Kawasan ini sebenarnya sangat padat sehingga disebut slum dengan penghuni sekitar 2,5 juta jiwa. Jalanan di situ normalnya penuh dan sibuk. Biasanya hanya milisi yang bekeliaran di jalanan dan anak-anak muda yang main bola. Sebagian besar toko di situ tutup.
Para milisi, beberapa di antaranya mengenakan sabuk peluru dan radio dua arah, biasanya berpakaian jins dan piyama. Namun mereka menenteng senjata yang sangat efektif untuk perang kota, senapan AK-47 atau pelontar granat.
Beberapa di antaranya bersembunyi dengan senapan siap meletus. Sedangkan para penembak jitu sudah siaga di atap-atap rumah. Lainnya berpatroli menggunakan pikap yang dilengkapi senapan mesin.
Soal senjata, kelompok ini tidak pernah khawatir. Para komandan Mahdi mengatakan baru-baru ini mereka menerima suplai senjata dari Iran. Senjata-senjata itu antara lain bom, meriam antipesawat terbang dan roket Grad, bikinan Soviet. (dha/Kps)

Sambutan genjatan perang di Gaza dan penuntutan Israel untuk menarik pasukannya

Amerika Serikat, Inggris dan Uni Eropa dan PBB telah mengumumkan gencatan senjata sepihak untuk Gaza sementara Iran dan Turki meminta Israel untuk menarik pasukannya dari Jalur Gaza.

PBB mengatakan dan mengharapkan semua pihak untuk menghentikan setiap pertempuran. Menlu USA Condoleezza Rice mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulisnya bahwa tujuan utamanya adalah menjaga dan menghormati gencatan senjata ini sehingga menjamin keamanan dan stabilitas di Jalur Gaza.


Rice juga mengatakan kepada International untuk melakukan birokrasi bantuan aliran dana untuk Gaza dan hal tersebut akan dimulai Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam upaya ini, sambungnya.

Inggris menyambut baik resolusi ini dan telah mengumumkan sebuah pernyataan singkat melalui Sekretaris Luar Negeri Inggris David Miliband Sabtu malam bahwa gencatan senjata yang sepihak Israel adalah "kepuasan besar" dan juga meminta Hamas untuk menghentikan "serangan roket kepada warga negara Israel".

Disisi lain Sekjend Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon menyambut baik resolusi sebagai langkah pertama menuju penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Dia menambahkan bahwa langkah penting ini akan menjadi langkah pertama menuju ke penuh penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan menekankan untuk mempercepat. Dia mengatakan bahwa selama solusi harus menyertakan pembukaan perbatasan dan jaminan penencegahan penyelundupan senjata oleh Hamas.

Ban juga mengatakan bahwa Hamas harus mengakhiri kekerasan melalui serangan di Israel selatan dan menekankan bahwa preritas utama adalah bantuan kemanusiaan ke Gaza dan PBB siap untuk bergerak membantu masalah ini.

Sebelum bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Ban Ki-moon mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Kami mendukung Presiden (Syria) untuk gencatan senjata permanen."

Republik Ceko juga menyambut baik gencatan senjata ini yang dikepalai oleh pemimpin-pemimpin Eropa.

Presiden Uni Eropa mengatakan dalam sebuah pernyataannya untuk mengajak Hamas segera bergabung tanpa syarat-syarat gencatan senjata yang dinyatakan.

Ia juga menyambut baik Komisaris Luar Negeri Uni Eropa, Benita Ferrero-Waldner, dengan gencatan senjata.

Pada saat yang sama, Ferrero-Waldner meminta Hamas untuk menghilangkan penggunaan kekerasan demi mengakhiri penderitaan manusia.

Ferrero-Waldner menyatakan harapannya untuk pembukaan perbatasan sesegera mungkin dan penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah Gaza.

Sumber: http://aljazeera.net/NR/exeres/118D870D-ABB4-4FB1-A1FF-0B3A73B09F08.htm
Penerjemah: M Hasbi